Channel Avatar

JagaLilin @UCMU7byB7oFC9A8clij9TNXA@youtube.com

102K subscribers - no pronouns :c

JagaLilin bermakna memberi manfaat walaupun kecil. Seperti n


Welcoem to posts!!

in the future - u will be able to do some more stuff here,,,!! like pat catgirl- i mean um yeah... for now u can only see others's posts :c

JagaLilin
Posted 3 months ago

Dulunya Desa Miskin Sekarang Jadi Desa Kaya Penghasilan Mencapai 1 milyar Per Bulan

4 - 4

JagaLilin
Posted 5 months ago

Pemuda Inovatif, Sukses Kembangkan Pertanian Terintegrasi Dengan Lahan Yang Terbatas

1 - 0

JagaLilin
Posted 8 months ago

Gaess Kalian Mau Pake Kaos Kuliner yang Mana Nih ???

Yuk Di Order :
Tokopedia
www.tokopedia.com/foodiesmerc...

Shopee
shopee.co.id/foodiesmerch.co

7 - 1

JagaLilin
Posted 8 months ago

Amin Solihin, Pemuda asal Tegal yang merantau untuk merubah nasibnya, berawal dari bekerja di pabrik, lalu tertarik untuk jualan cilor karna sistem bagi hasil yang ditawarkan, berbekal ilmu yang sudah didapatkan amin selama menjajakan cilor, akhirnya amin berpikir untuk memproduksi cilornya sendiri, tapi ternyata untuk membuat cilor yang siap disantap tidak lah mudah... penasaran dengan perjuangan amin hingga sampai akhirnya mampu membeli mobil secara cash? Yuk kita simak lebih lengkap cerita inspirasinya….

2 - 0

JagaLilin
Posted 8 months ago

Berawal dari hobi bercocok tanam, Supriyanto mampu mengais pundi pundi rupiah dari berjualan bibit anggur, Anggur yang ditanam supriyanto ini merupakan anggur yang sudah terjamin dan teruji pasti berbuah, tidak heran apabila penjualan perharinya sekitar 50-200 pesanan.. tentu saja supriyanto sampai ke titik ini tidak dengan perjalanan yang mulus, ada banyak tantangan dan rintangan yang menerjang. penasaran dengan cara menanam anggur yang baik dan benar? yuk kita simak lebih lengkap cerita inspirasinya….

3 - 0

JagaLilin
Posted 1 year ago

Gagal Jadi Dokter, Kini Kembangkan Rumah Kemas dengan Teknologi Mutakhir

Okta Yudhi Kusuma, atau yang akrab disapa Okta, berhasil menepis julukan “dokter gila” yang sempat diterimanya. Itu terjadi setelah dia mengundurkan diri saat menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang.


Saat ini, Okta justru membantu banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar produknya awet tanpa menggunakan pengawet. Seperti produk opor, gudeg, kepala manyung, tongseng, bahkan sambal bisa dinikmati tanpa menghilangkan rasa aslinya.


Kini, melalui Okwi Food yang berada di bawah Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Okta membantu para pelaku UMKM mengemas produknya menggunakan kaleng. Tak hanya dari pengemasan, Okwi Food juga dapat membantu mengurus produk hingga pemasaran.


Kisahnya tak singkat. Diawali dengan pertemuan dengan Deputi BRIN saat Musyawarah Daerah se-Jawa Tengah. Kakak Okta yang menikah dengan pemilik usaha kepala manyung, ditawari untuk membuat produk kalengan.
Melihat potensi yang besar namun tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli mesin, ia pun ditawari untuk bekerjasama memanfaaatkan mesin yang ada di BRIN, Kabupaten Bogor.

Mesin yang sudah ada dua tahun di BRIN itu, berkapasitas 3.500 kaleng per batch. Menurut Okta, jumlah tersebut terlalu besar untuk digunakan seorang diri. Maka, ia pun membawa para UMKM sebagai syarat masuk ke bawah BRIN.
“Kita buat one village one product, karena banyak potensi makanan di Indonesia, terkait package (pengemasan)-nya gimana biar awet. Misal opor, tongseng, yang pakai santan. Jadi menyediakan makanan daerah Indonesia yang bisa dinikmati dengan rasa yang sama, tapi di manapun,” Dengan teknologi sterilisasi, makanan bisa diawetkan tanpa pengawet sedikitpun. Kedua, pengalengan makanan heterogen. Lisensinya juga dibeli di BRIN.


“Misalnya gudeg, krecek, telor ayam, cabai, bisa dimasukkan bareng, di-retouch 21 derarjat, bisa mateng bareng. Makanan santan nanti bertahan 18 bulan,” paparnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan, Okwi Food juga mengurus produk UMKM dari nol sampai pemasaran. Dimulai dari persiapan produk, cocok dengan kaleng ukuran mana, berapa lama masaknya, bagaimana komposisinya, apakah cocok untuk dikalengkan, berikut juga perizinannya.


Dengan total dana Rp 50 juta, pelaku UMKM bisa mendapatkan 2.000 kaleng produk, izin, konten, dan lainnya yang dapat dicicil. Serta ada juga program Rp 3 juta dapat 200 kaleng. “Mimpi saya UMKM Indonesia maju bersama-sama. UMKM bangkit, jaya, naik kelas. Kita butuh teman-teman di luar sana untuk maju bareng-bareng,” ujarnya.

74 - 2

JagaLilin
Posted 1 year ago

Nekad Resign Dari Manajer Bank Asing Mantan Asisten Manajer Sukses Jualan Tutug Oncom

Bekerja dibank asing dengan posisi tinggi tentu merupakan anugrah. Penghasilan tingga serta berbagai fasilitas membuat hidup budi semakin nyaman.

Namun siap kira, pandemik datang meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian.

Bank tempat iwan bekerja harus menutup seluruh kantornya di Indonesia dan mem PHK semua pegawainya.

Budi pun mencoba memutar otak dengan mencari peluang usaha.

Bagaimana iwan menjatuhkan pilihannya membuka usaha tutug oncom dan sukses dalam waktu cepat?

Yuk kita simak kisah jatuh bangunnya hingga usaha tutug oncom memiliki beberapa cabang serta akan masuk investor besar kedalam bisnisnya…

5 - 0

JagaLilin
Posted 1 year ago

Resign Dari Guru, Kini Sukses Kembangkan Bimbel Premium



Berawal dari mencari tambahan uang, Galih Pandekar serius mengajar dan membantu murid-murid mengejar cita-citanya. Owner bimbingan belajar (bimbel) Lavender itu mulai memberanikan diri membuka tempat bimbel sendiri sejak 2011. “Saya beranikan diri mulai usaha sendri, spesialisasinya persiapan PTN (perguruan tinggi negeri) dengan cara menginap,” kata Galih dilansir dari YouTube Jaga Lilin

Kenapa menggunakan konsep menginap? Galih menjelaskan bahwa banyak anak-anak daerah yang ingin masuk perguruan tinggi negeri, salah satunya Universitas Indonesia (UI). Mereka biasanya akan mencari tempat bimbel di sekitar lokasi kampus. Namun, mereka yang dari daerah banyak yang tidak memiliki kerabat. Hal itu yang mendorong Galih untuk membuat bimbel konsep menginap, atau yang disebut Supercamp. Supercamp ini dibuat pada Mei, Juni, dan Juli.



“Saya bikin persiapan pembelajaran dalam waktu singkat. Bagaimana caranya? Fokus meminimalisasi error, makanya kita coba konsep Supercamp, ini bukan hal baru memang di bidang bimbel. Bedanya keseriusan kita menjalani ini,” ujar Galih.

Selain memberikan bimbingan persiapan masuk PTN, Galih dan istri juga menyediakan akomodasi untuk para muridnya. Yang membedakan bimbel Lavender dengan lainnya, yaitu sumber daya manusia-nya (SDM). Dia mengatakan Lavender sangat serius membuat anak-anak lulus PTN.

“Usaha kita meluluskan sebegitunya, aspek teknis dan non-teknis kita siapkan. Mau berhasil atau tidak, kita usaha dulu. Kita serius meluluskan anak,” kata Galih.



Selain fokus dengan persiapan PTN, Galih juga mendukung kesehatan mental murid-muridnya. Dia sangat konsen memastikan anak-anak tetap semangat, muskipun mood-nya naik dan turun.

Galih menjelaskan nama Lavender berasal dari tanaman lavender, yang dia tanam di depan rumahnya. Dia dan istrinya menganggap lavender sebagai bunga kehidupan.

Bimbel Lavender dikenal dengan bayaran yang mahal. Galih mengatakan harga paling murah adalah Rp 22 juta untuk kelas intensif atau sebulan sebelum ujian. Ada kelas alumni dan reguler kisaran Rp 40 juta sampai Rp 45 juta. Ada kelas persiapan Supercam untuk di hotel berbintang dan tidak berbintang, masing-masing Rp 70 juta dan Rp 60 juta. Ada juga Supercam plus reguler seharga Rp 90 juta sampai Rp 110 juta setahun. Untuk persiapan kedokteran seharga Rp 180 juta sampai Rp 220 juta.



Galih tidak pernah takut kehilangan konsumen dengan harga yang mahal itu. Dia menganggap harga yang tepat diperuntukkan bagi kostumer yang tepat.

“Kalau memang kualitasnya bagus, ya harganya tepat, karena kita juga menginap di hotel bintang tiga, ada kamar pengajar, ruang kelas, makan siang dan makan malam,” ujar dia.

Galih mengatakan Lavender memiliki tingkat kelulusan 80 persen sampai 87 persen. “Kita tak manipulasi angka-angka karena transparan,” kata dia.



Dengan konsep Supercamp, Lavender fokus meminimalisasi error. Konsep ini membuat murid tidak perlu kelelahan pulang dan pergi. Selain fokus membimbing murid, Lavender juga konsen dengan SDM dengan memberi pelatihan dan lain-lain. “Kita tata human resource-nya, jangan bikin anak pinter saja,” ujar dia.

Galih selalu menekankan untuk membangun bisnis setinggi langit. Lebih baik gagal daripada tidak mencobanya. “Bisnis yang bagus itu yang dimulai. Apalagi zaman sekarang banyak ilmunya, yang penting konsisten, jangan anggap remeh usaha kita. Hasil tak akan mengkhianati proses,” kata Galih.



Editor: Sang PenjagaLilin

29 - 0

JagaLilin
Posted 1 year ago

Gigih Meskipun Ditipu Teman Sendiri, Kini Berhasil Ciptakan Brand Dimsum Sendiri



Jatuh bangun menjalani bisnis sudah dirasakan oleh Haji Dhani, seorang pengusaha dimsum. Ia bahkan pernah terlilit hutang ratusan juta karena ditipu sahabatnya sendiri.
Dimsum, camilan China yang disukai banyak orang, tak heran kalau bisnis dimsum ini terlihat menggiurkan. Seperti halnya yang dilakoni pria bernama Ahmad Dhani atau akrab disapa Haji Dhani.

Kisah perjalanan Haji Dhani memulai dan menjalani bisnis dimsum ini dibagikan dalam channel YouTube Jaga Lilin. Ia menceritakan jatuh bangunnya merintis bisnis hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang ini.

Diceritakan Dhani, keinginan untuk memulai bisnis makanan sudah dilakukan sejak tahun 2013. Saat itu Dhani masih berstatus sebagai karyawan. Ia memilih menjadi reseller untuk produk frozen food.

Sampai di tahun 2015, Dhani memutuskan untuk resign dan mulai memproduksi dimsum. Untuk resep dimsum buatannya, Dhani awalnya kursus dengan seorang chef dimsum. Sampai akhirnya ia bisa membuat dimsum sendiri.

"Saya memilih bisnis di bidang kuliner. Karena katanya menjalankan bisnis dari hobi, karena hobi makan, wisata kuliner bersama keluarga jadinya memilih bisnis di bidang makanan," kata Dhani.

Ketika dikonfirmasi DetikFood (22/11) pun Dhani menceritakan hal yang sama. Ia memulai usaha dengan bermodalkan keyakinan. Tentu ia juga memastikan produk dimsum buatannya ini berkualitas baik dan rasanya enak.

Dua tahun merintis bisnis dimsum, Dhani akhirnya mengantongi sertifikat izin dari BPOM. Mulai dari sinilah sayap bisnisnya makin terbuka lebar.

"Saya buka beberapa outlet dimsum offline. Alhamdulillah responnya bagus. Lumayan bagus penjualan. Sampai akhirnya ada satu perusahaan katering yang menghubungi saya dan meminta saya memasok dimsum. Akhirnya saya stop outlet offline ini dan fokus memproduksi untuk melayani katering," beber Dhani.

Berawal dari satu katering, lambat laun semakin banyak perusahaan katering yang memesan dimsum dari Dhani. Dengan label 'Dimsum Haji Dhani' kini ia memasok dimsum untuk 45 katering.

Melihat prospek bisnisnya semakin bagus, pada 2018 Dhani kemudian memutuskan membuka kafe dimsum di beberapa lokasi seperti di Bogor, Tangerang dan Bekasi.

Kafe dimsum milik Dhani ini terbilang ramai, namun sayangnya karena minim kontrol. Dhani justru ditipu oleh rekannya sendiri.

"Pernah buka kafe imsum tapi ditipu orang kepercayaan, mengalami rugi ratusan juta di pihak saya. Di sini saya merasa jatuh. Jadi buat pelajaran, segala sesuatunya harus berlandaskan ilmu," lanjut Dhani.

Mencoba bangkit dengan melunasi hutang ratusan juta ini, bisnis Dhani digempur pandemi Covid-19 di tahun 2020. Namun ternyata saat pandemi inilah produknya laris manis.

"Memang jalannya dari Allah, saat pandemi penjualan bagus. Pembelian luar biasa. Kemudian ada brand dimsum besar yang orderannya sangat banyak. Jadi saya buat dimsum tapi pakainya merek mereka. Itu orderannya sampai ribuan butir dimsum dalam seminggu," ujarnya.

Kini setelah sukses berbisnis dimsum, Dhani hanya berharap untuk bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang terutama para karyawannya. "Harapannya supaya bisa lebih bermanfaat, ingin mendapatkan pahala dari adanya bisnis dimsum ini," pungkas Dhani.


Editor: Sang PenjagaLilin

49 - 1

JagaLilin
Posted 1 year ago

Hikmah Konsisten dalam Usaha, Kini Produksi Masif Cimol Kekinian



Berwirausaha bukanlah hal asing bagi Sarta Dipa. Bapak dua anak ini sudah memulai usaha sablon sejak di bangku SMA pada 2009. Dengan latar belakang orangtuanya yang juga pedagang, jiwa wirausaha telah melekat dalam dirinya.

Sambil berdagang di emperan, Sarta melanjutkan kuliahnya hingga lulus sarjana dan bekerja pada salah satu bank syariah. Berbagai usaha sampingan telah dicobanya berjualan lele dan membuka percetakan.

Hingga akhirnya di tahun 2016, ia mendirikan tiga warung bakso. Setahun berjalan tepatnya akhir 2017 Sarta mulai mencari terobosan baru dengan membangun usaha kemitraan.
Tahun 2018 ia memutuskan keluar dari bank tempatnya bekerja karena ingin fokus wirausaha.

"Di usaha kemitraan Chiboy saya merasa usaha ini lebih banyak memberikan manfaat pada sesama dan tentunya Insya Allah halal. Setidaknya para mitra bisa lebih produktif untuk mendapatkan tambahan penghasilan," ujar Sarta

Sarta yang berusia 32 tahun memilih usaha cilok dan bakso karena makanan ini banyak disenangi berbagai kalangan. Dengan nama Chiboy yang berupakan kepanjangan cilok bakso colok yes, ia mengangkat produk cilok dengan menyatukan rasa bakso di dalamnya.
Ternyata bisnis yang dirintis Sarta membuahkan hasil hingga mempunyai lebih 800 gerai kemitraan yang tersebar di seluruh Jabodetabek. Proses pembuatan Chiboy dilakukan di daerah Tapos, Depok, Jawa Barat.

Dalam sehari sebanyak 600 kg cilok dan 60 kg bakso berhasil diolah dan dikemas sebelum dikirimkan ke berbagai agen. Bisnis yang dirintis Sarta tak semudah yang dibayangkan
Ia sempat rugu karena ditipu karyawan sendiri dan adonan bakso yang harus terbuang sia-sia karena kelalaian karyawannya. Awal membangun mitra Chiboy, Sarta memulai dengan 5 unit booth bermodal Rp500 ribu yang ditawarkan kepada teman-temannya.

Sampai saat ini Sarta mempunyai 8 karyawan yang bekerja di pabrik ciloknya. Sebungkus cilok berisi 110 butir dibanderol Rp68 ribu dan bakso colok berisi 50 butir dibanderol Rp33 ribu. Sedangkan yang ingin bermitra atau franchise dibanderol Rp1,2 juta per booth lengkap dengan peralatan memasaknya

Berbagai hujatan ditujukan kepadanya ketika awal-awal merintis usaha Chiboy dan resign dari pekerjaannya. Karena biasanya berdandan rapi, bekerja di perbankan dan mendapat tunjangan tetap setiap bulannya.

“Hujatan datang kepada saya seorang sarjana mau jualan cilok dan terjun ke usaha yang receh seperti ini," ungkapnya.

Namun berbagai hujatan diacuhkannya. Sarta meneguhkan hati dan menyakinkan dirinya bahwa dari bisnis receh juga bisa berkembang dan menjadi luar biasa.


Editor: Sang PenjagaLilin

49 - 5