Channel Avatar

Iip Latipah @UCCmUJXkoAJNYbGxEWArwoBg@youtube.com

26K subscribers - no pronouns :c

Cara Bertahan Hidup Cara Bangkit Tips dan Trik Pengetahuan


Welcoem to posts!!

in the future - u will be able to do some more stuff here,,,!! like pat catgirl- i mean um yeah... for now u can only see others's posts :c

Iip Latipah
Posted 1 month ago

Siapakah pendiri YouTube dan content creator pertama?

https://youtu.be/a8il6idRDrM?si=la0mH...

0 - 0

Iip Latipah
Posted 2 months ago

Teori dan Perkembangan Karir

dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/10/10/teo…

0 - 0

Iip Latipah
Posted 2 months ago

Media Bimbingan Karir

1. Pohon Karir
2. Kantong Karir
3. Scrapbook Karir
4. Talent Mapping
5. Permainan monopoli karir
6. Ular tangga karir

4 - 2

Iip Latipah
Posted 2 months ago

Mengenal Idgaf : Istilah Trend di Kalangan Anak Muda

Istilah "Idgaf" adalah singkatan dari "I don't give a f***" dalam bahasa Inggris, yang merupakan ekspresi informal yang menunjukkan sikap acuh tak acuh atau tidak peduli.

Ungkapan ini sangat populer dalam bahasa gaul modern, terutama di kalangan anak muda. Penggunaan dalam konteks tertentu, misalnya dalam film, buku, atau game.

Seringkali, karakter dengan sifat seperti ini digambarkan sebagai pemberontak, individualis, atau tidak mengikuti aturan.

Tetapi dalam beberapa sumber menyatakan orang dengan pribadi "Idgaf" masih memiliki empati.

1 - 2

Iip Latipah
Posted 2 months ago

MENINGKATKAN KETERAMPILAN ASERTIF

Perilaku asertif adalah perilaku yang merupakan ekspresi/pernyataan dari minat, kebutuhan, pendapat, pikiran, dan perasaan, yang dilakukan secara bijaksana, adil, dan efektif, sehingga hak-hak kita bisa dipertahankan dengan tetap memperhatikan penghargaan atas kesetaraan dan hak orang lain.
Perilaku asertif membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan merasa berharga, memiliki konsep diri yang tepat, meningkatkan pengendalian diri (self-control) dalam kehidupan sehari-hari, serta memperoleh hubungan yang adil dengan orang lain. Perilaku asertif ini merupakan penangkal terhadap perilaku submisif dan perilaku agresif.
Munculnya perilaku asertif didorong oleh keyakinan bahwa:
1. Saya sederajat/setara dengan orang lain, dengan hak dasar yang sama
2. Saya bebas untuk berpikir, memilih, dan membuat keputusan untuk diri saya sendiri
3. Saya mampu untuk mencoba sesuatu, membuat kesalahan, belajar, dan mengembangkan diri.
4. Saya bertanggung jawab atas tindakan saya dan respons saya terhadap orang lain
5. Saya tidak perlu minta ijin untuk mengambil tindakan
6. Tidak masalah bila tidak setuju dengan orang lain. Persetujuan tidak selalu diperlukan dan tidak selalu tepat.
Ada beberapa asumsi yang mendasari, mengapa kita perlu melatih diri untuk berperilaku asertif. Pertama, setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kedua, setiap orang memiliki hak yang sama. Ketiga, setiap orang bisa memberikan kontribusi terhadap apa yang dibicarakan. Selain itu, perilaku asertif juga berguna sebagai penangkal terhadap rasa takut, malu, kepasifan, bahkan kemarahan.
Berdasarkan penelitian, Schimmel (1976) menyatakan bahwa beberapa jenis perilaku asertif yang perlu dilatihkan terutama adalah:
1. Berani mengemukakan pendapat, permintaan, kesukaan, dsb, yang menjadikan seseorang dihargai sebagai manusia yang sederajat dengan manusia lain.
2. Mengekspresikan emosi-emosi negatif (keluhan, kebencian, kritik, ketidaksetujuan, rasa tertekan, kebutuhan untuk dibiarkan sendirian) dan menolak permintaan.
3. Memperlihatkan emosi-emosi positif (senang, menghargai, menyukai seseorang, merasa tertarik), memberikan pujian, dan menerima pujian dengan mengucapkan “terima kasih”.
4. Memulai, melaksanakan, mengubah, atau menghentikan percakapan secara menyenangkan, berbagi perasaan, pendapat, dan pengalaman dengan orang lain.
5. Mengatasi ketersinggungan sebelum kemarahan makin meningkat dan meledak menjadi agresi.
Untuk melatihkan dan menerapkan perilaku asertif, ada dua tahap yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Mengenali dan menyadari dimana perubahan perlu dilakukan, dan kita harus yakin dengan hak kita.
Mengisi buku diary bisa membantu kita menilai seberapa jauh kita terintimidasi, pasif, malu, atau seberapa jauh orang lain menuntut, memaksa, atau agresif terhadap kita. Ambillah contoh, dimana kita pasif atau agresif.
Beberapa dari kita masih memiliki kelemahan untuk berkata “tidak” terhadap teman yang meminta bantuan, kita tidak bisa memberikan atau menerima pujian, kita membiarkan pasangan atau anak kita menguasai kehidupan kita, kita tidak berani berbicara di depan forum tentang ketidaksetujuan kita, kita malu meminta tolong, kita takut membuat orang lain merasa terhina, dsb. Tanyakanlah pada diri sendiri, maukah kita terus menerus dalam kelemahan ini?
Selain itu, pertimbangkan pula, “darimana nilai-nilai yang kita miliki berasal”. Pada masa kecil, kita biasa dijejali dengan aturan-aturan “jangan emosional, jangan berbuat salah, jangan mementingkan diri sendiri, jangan bilang pada orang kalau kita tidak menyukainya, jangan membantah”, dan banyak lagi aturan lain yang berlawanan dengan apa yang kita inginkan. Aturan-aturan tersebut menjadikan anak, bahkan setelah dewasa, sebagai seorang yang selalu tunduk (submisif). Mungkin beberapa aturan tersebut ada benarnya untuk anak-anak, tetapi selaku orang dewasa, seharusnya tidak membabi buta menerapkan aturan tersebut.
Perlu pula kita sadari, betapa perilaku asertif akan membawa kita menjadi seseorang yang menghargai diri sendiri dan bahagia, dan di sisi lain, betapa tidaknyamannya diri kita menjadi seorang yang submisif, misalnya: 1) kita menipu diri sendiri dan kehilangan harga diri karena didominasi orang lain dan tidak bisa melakukan perubahan, 2) kita dituntut untuk tidak jujur, menyangkal perasaan yang sebenarnya, 3) ketidaksetaraan dan submisif mengancam, jika tidak merusak, rasa cinta dan penghargaan, 4) hubungan yang terjalin dengan orang lain didasarkan pada keberadaan kita sebagai “budak”, “yes man”, “pelayan”, 5) karena harus menutupi perasaan yang sesungguhnya, maka kita harus selalu melakukan manipulasi untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, dan ini menciptakan kebencian, 6) ketundukan kita membuat penindasan terhadap kita makin menjadi-jadi.
Kesadaran tentang kelemahan, ke-submisifan, dan ketidaknyamanan akibat submisif akan mendorong kita untuk mau mengubah diri menjadi seorang yang asertif. Tapi tentu saja, setiap perubahan biasanya memunculkan kecemasan, dan ini harus diatasi. Kita pun harus meredam konflik dalam diri kita karena melawan nilai-nilai yang selama ini kita anut. Selain itu, juga perlu berbicara dengan orang lain, yang mungkin akan merasa kaget dengan perubahan perilaku yang kita tampilkan. Jelaskan kepada mereka alasan kita menjadi asertif sehingga mereka bisa memahami dan menerima, atau bahkan pada akhirnya, menghargai kita karena menjadi seseorang yang mempertimbangkan mereka, orang lain, dan diri sendiri.
2. Memperhitungkan cara-cara yang sesuai untuk menyatakan diri sendiri dalam setiap situasi khusus yang berkaitan dengan diri kita.
Ada banyak cara untuk mencari respons-respons asertif yang efekttif, bijaksana, dan adil. Kita bisa mengamati model/contoh yang baik, mendiskusikan situasi yang bermasalah dengan seorang teman, kolega, konselor, atau orang lain, mencatat dengan teliti bagaimana orang-orang berespons terhadap situasi yang mirip dengan situasi yang sesungguhnya kita hadapi, lalu mempertimbangkan apakah mereka tergolong asertif, submisif, atau agresif. Agar respons kita asertif, maka perlu kita pahami bahwa respons-respons yang asertif terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1) Menjelaskan (kepada orang lain yang terlibat) situasi bermasalah sebagaimana kita melihatnya. Khususkan pada waktu dan tindakannya, bukan memberikan pernyataan yang bersifat umum/ general, seperti “Anda selalu memusuhi…… membingungkan…… sibuk”. Kita harus objektif, jangan menilai seseorang sebagai orang yang buruk secara keseluruhan. Kita juga harus memfokuskan pada perilakunya, bukan pada alasannya.
2) Menjelaskan perasaan kita dengan menggunakan pernyataan “Saya” yang menunjukkan bahwa kita memang bertanggung jawab terhadap perasaan kita sendiri. Kita harus tegar dan menguatkan diri, yakin, menatap mereka, dan tidak emosional. Juga memfokuskan pada perasaan positif yang berhubungan dengan tujuan kita, bukan pada kebencian orang lain. Kadang-kadang bisa sangat membantu bagi kita apabila menjelaskan alasan, mengapa kita memiliki perasaan tertentu, misalnya “Saya merasa…….. karena……….”.
3) Menjelaskan perubahan yang ingin kita buat, mengkhususkan pada tindakan apa yang seharusnya dihentikan dan dimulai.
Kita harus meyakin diri kira bahwa perubahan yang diharapkan tersebut masuk akal, kita pun mempertimbangkan kebutuhan orang lain, dan sebaliknya merelakan bahwa kita pun harus berubah. Kita juga harus siap dengan konsekuensi, yaitu bila orang lain ternyata berubah sesuai dengan yang kita harapkan, atau justru tidak berubah. Kita harus menjaga jangan sampai mengancam bila mereka tidak berubah sebagaimana kita inginkan.

0 - 0

Iip Latipah
Posted 2 months ago

Kepribadian Anda Ada Di Sini...

Seperti apakah tipe kepribadian Anda? Banyak tokoh yang memberikan gambaran. Namun, di antara banyaknya gambaran itu, ada yang mengungkapkannya dari sisi "Penyelesaian Tugas".

Nah, dapat disimak tipe Anda!
1. Perfectionist. Si Mr. Perfect akan mengerjakan tugas kalau menurutnya sudah ideal. Biasanya enggan menyelesaikan tugas karena tidak mampu memenuhi standar yang tidak realistis.
2. Dreamer. Banyak ide sih boleh saja. Akan tetapi, jika tidak mampu mewujudkannya sayang juga. Terlalu jauh dari realitas.
3. Worrier. Orang inginnya sih nyaman-nyaman saja. Bagi orang ini, terlalu takut salah untuk mengerjakan sesuatu. Tipe ini juga kurang percaya diri dalam mengambil keputusan dan tertekan karena tugas.
4. Crisis maker. Wah, mengerjakan deadline memang repot banget. Maklum keteteran. Biasanya, orang seperti ini menunggu tenggat waktu dan mudah jenuh. Barulah bergairah jika sudah dikejar-dikejar.
5. Defier. Berkata "iya" untuk menyenangkan orang boleh saja. Tetapi, mesti diikuti dengan tindakan dong! Nah, giliran ditagih biasanya lebih argumentatif.
6. Overdoer. Ditawari banyak kerjaan? Pasti seneng dong. Tetapi, ingat prioritas utama. Orang seperti ini biasanya dapat mengerjakan banyak hal.

0 - 0

Iip Latipah
Posted 2 months ago

British English Vs American English (Apa dan Bagaimana?)

Sebenarnya tidak ada masalah yang berarti dalam pergaulan, baik antara pengguna British English maupun American English. Haya saja, ada beberapa hal yang mungkin membuat kita bingung atau salah paham. Parahnya, pengalaman pribadi saya sendiri menganggap salah-salah kata, padahal hanya beda asal saja. Seperti kata center atau centre, penulisan keduanya ternyata benar!
American English sendiri lebih populer di Indonesia. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kebanyakan film yang menggunakan American English. Atau bangsa Indonesia sendiri yang lebih suka bahasa gaul (ini hanya bercanda). Tetapi yang pasti, agaknya kebudayaan Amerika sendiri sudah mengglobal, termasuk bangsa kita yang terbiasa mengkiblat Amerika. Namun, pada forum-forum formal dan akademis, British English masih mempunyai tempat bagi para penggunanya.

Para Pengguna (User)
American English pengguna utamanya adalah Negara-negara bagian USA dan sekitarnya. Sedangkan British English pengguna utamanya adalah UK, Kanada, Australia, New Zealand, dan beberapa Negara lainnya, terutama bekas jajahan Inggris. Disebut-sebut sebagai bahasa internasional, Bahasa Inggris (terlepas dari kontroversi British dan American English) sangat penting untuk dipelajari dan dipraktekkan. Apalagi Bahasa merupakan keterampilan, bukan pengetahuan.
Nah, di bawah ini akan dipelajari lebih lanjut tentang perbedaan yang mendasar dan umum pada British English dan American English.

Perbedaan Struktur (Grammar)
1. Penggunaan Present Perfect
Pada British English penggunaan present perfect digunakan untuk mengekspresikan tindakan yang terjadi pada masa recent past yang mengakibatkan present moment. Contohnya sebagai berikut.
I've lost my key. Can you help me look for it?
Pada American English dapat berarti:
I lost my key. Can you help me look for it?
British English di atas mungkin diartikan salah. Walaupun keduanya dianggap standar pada American English. Perbedaan lainnya pada present perfect dalam British English dan simple past dalam American English termasuk already, just and yet.
British English:
I've just had lunch
I've already seen that film
Have you finished your homework yet?
American English:
I just had lunch OR I've just had lunch
I've already seen that film OR I already saw that film.
Have your finished your homework yet? OR Did you finish your homework yet?

2. Kepunyaan (Possession)
Ada dua jenis cara mengekspresikan possession dalam Bahasa Inggris. Have atau Have got.
Do you have a car?
Have you got a car?
He hasn't got any friends.
He doesn't have any friends.
She has a beautiful new home.
She's got a beautiful new home.
Di antara keduanya benar dan diterima dalam British and American English. Have got (have you got, he hasn't got, etc.) lebih umum diterima dalam British English. Sementara itu, pengguna American English lebih suka the have (do you have, he doesn't have etc.).

3. Kata Kerja Get
Past participle pada verb get diterima dalam American English. Contohnya He's gotten much better at playing tennis. Sedangkan dalam British English adalah: He's got much better at playing tennis.

4. Kata Depan (Prepositions)
Ada beberapa perbedaan dalam penggunaan preposition. Diantaranya adalah sebagai berikut.
American English - on the weekend
British English - at the weekend
American English - on a team
British English - in a team
American English - please write me soon
British English - please write to me soon

5. Past Simple/Past Participles
Kata kerja bantu mempunyai dua bentuk pada past simple/past participle antara American and British English. Sejauh ini, kata kerja tidak beraturan secara umum yang digunakan dalam British English (daftar pertama) dan kata kerja beraturan (daftar selanjutnya) yang umum dalam American English.
a. Burn
Burnt OR burned
b. Dream
dreamt OR dreamed
c. Lean
leant OR leaned
d. Learn
learnt OR learned
e. Smell
smelt OR smelled
f. Spell
spelt OR spelled
g. Spill
spilt OR spilled
h. Spoil
spoilt OR spoiled
i. Spelling

Di sini juga ada perbedaan pengejaan antara British and American English:
Words ending in -or (American) -our (British) color, colour, humor, humour, flavor, flavour etc.
Words ending in -ize (American) -ise (British) recognize, recognise, patronize, patronise etc.

6. Vocabulary
Hal yang paling umum perbedaan antara British and American English terletak pada pilihan vocabulary. Beberapa kata diartikan dengan dua jenis seperti contoh berikut.

Mean: (American English - angry, bad humored, British English - not generous, tight fisted)
Rubber: (American English - condom, British English - tool used to erase pencil markings)

Nah, untuk melihat vocabulary secara lebih lengkap dapat dilihat di artikel yang khusus membahas tentang hal ini atau klik esl.about.com/library/vocabulary/blbritam.htm

0 - 0

Iip Latipah
Posted 2 months ago

CARA MENGENDALIKAN EMOSI

A. Pengertian

Kata emosi berasal dari bahasa Prancis, emotion yang berasal dari kata emouvoiryang berarti “kegembiraan”. Emosi juga berasal dari bahasa Latin emovere dari e- (varian eks) yang berarti “luar” dan movere yang berarti “bergerak”. Dengan kata lain, emosi adalah hasil dari reaksi tubuh dalam menghadapi situasi tertentu.
Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa. Emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Orang-orang sering menganggap bahwa emosi hanya berkaitan dengan perasaan marah saja. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sekali lagi, emosi adalah reaksi tubuh untuk menghadapi situasi tertentu. Situasi yang dihadapi disini mencakup emosi marah, malu, bahagia, takut, dan sedih.



B. Jenis-Jenis Emosi
Berasarkan sebab dan reaksi yang ditimbulkan, emosi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Emosi yang berkaitan dengan perasaan (syaraf-syaraf jasmaniah), misalnya perasaan dingin, panas, hangat, sejuk dan sebagainya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor fisik diluar individu, misalnya cuaca, kondisi ruangan dan tempat dimana individu itu berada.
2. Emosi yang berkaitan dengan kondisi fisiologis, misalnya sakit, meriang dan sebagainya. Munculnya emosi sepertinini lebih banyak dirasakan karena faktor kesehatan.
3. Emosi yang berkaitan dengan kondisi psikologis, misalnya cinta, rindu, sayang, benci dan sejenisnya. Munculnya emosi seperti ini lebih banyak dirasakan karena faktor hubungan dengan orang lain.


C. Macam-Macam Emosi
Setiap orang tentunya pernah emosi. Akan tetapi, banyak orang mengidentifikasi emosi sebagai suatu hal yang negatif, seperti memukul, melempar barang, menghancurkan barang yang biasa kita sebut "marah". Marah memang merupakan bagian dari dasar emosi, tapi bukan hanya itu jenis dari emosi. Emosi itu sendiri ada yang negatif dan ada yang positif

Perbedaan rangsang yang diterima oleh indra memberikan pengaruh terhadap perasaan seseorang. Adanya perbedaan pengaruh tersebut, menimbilkan emosi yang berbeda pula.
Berikut adalah macam-macam emosi :
1. Emosi marah
Sseseorang yang marah terhadap orang lain disebabkan ia menganggap bahwa orang itu bersalah terhadap dirinya. orang yang marah bisa menunjukkan tingkah laku agresif, menganggu orang yang dikenai marah, membanting barang, memukul, bahkan membunuh
3. Emosi sedih, duka, susah dan pilu
Semua orang yang mengalami musibah pasti merasa sedih. karena sedih, seseorang bisa menangis, bisa mengurung diri di kamar dan tidak mau bergaul dengan orang lain.
5. Emosi Iri
Orang sering membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. jika dirinya lebih rendah atau kurang dari orang yang dibandingkan maka timbul rasa iri. emosi iri harus dapat di kendalikan dan di ekspresikan secara positif. ekspresi iri yang positif akan menimbulkan gairah usaha dan meningkatkan kerja secara positif untuk menyamai orang yang dibandingkan itu.
7. Emosi Takut
Ekspresi dari rasa takut dapat berupa lari menjauh dari obyek penyebab takut. rasa takut menyebabkan seseorang menghindari objek penyebab takut
9. Emosi Cinta
Contoh dari ekspresi cinta adalah kisah remaja yang menjalin asmara.

Semua orang harus dapat mengendalikan emosi. emosi yang tidak dapat di kendalikan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.


D. Cara Mengendalikan Emosi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dan mengarahkan emosi secara positif yaitu :
1. Setiap tindakan harus didasarkan pada akal sehat
2. Berfikir tenang akibat negatif yang mungkin terjadi
3. Berusahalah untuk memaafkan kesalahan orang lain

1 - 0

Iip Latipah
Posted 2 months ago

*MATERI BIDANG BIMBINGAN BELAJAR*

1. Pendidikan Karakter dan Masyarakat Masa Depan
2. Keutamaan Belajar dan Berilmu
3. Teori Tentang Belajar
4. Motivasi Belajar
5. Pengembangan Sikap Belajar secara Optimal
6. Meningkatkan Keterampilan
belajar
7. Kebiasaan dan Cara Belajar
8. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
9. Gaya Belajar
10. Cara Membaca Efektif dan Efisien
11. Cara Menulis Efektif
12. Belajar di Lingkungan Sekolah yang Baru
13. Cara Meraih Prestasi di Sekolah
14. Belajar Efektif
16. 10 Tips Belajar Efektif dan Smart
17. Cara Mengatur Ruang Belajar yang Ergonomis
17. Cara Memperbaiki Hasil Belajar
18. Cara-Cara Belajar di Rumah
19. Belajar Efektif melalui Refleksi Belajar
20. Cara Merawat Koleksi Buku
21. Disiplin dalam Belajar
22. Disiplin Belajar di Sekolah
23. Belajar Bersama (Kelompok)
24. Otak sebagai Anugerah Tuhan bagu Manusia
25. Tiga Kondisi yang Mempengaruhi Semangat Belajar
26. Peranan IQ, EQ, dan SQ dalam Belajar
27. Eksplorasi Potensi Dasar untuk Belajar
28. Mengenali dan Mengatasi Kesulitan Belajar
29. Cara Membaca Efektif
31. Mengapa Belajar jadi Susah
32. Mengenal Cara Belajar Individu
33. Bagaimana Menghilangkan Kemalasan
34. Cara Belajar yang Menyenangkan
35. Cara Menghafal dalam Beberapa Detik
36. Cara Membuat Ringkasan
37. Cara Memilih Bimbel (Bimbingan Belajar)
38. Tips Asyik Atasi Kejenuhan
39. Tips Menyiasati Suntuk
40. Membuat Resume
41. 10 Pil Penyemangat
42. Strategi Belajar pada Sistem Kurikulum
43. Pengaruh Bakat terhadap Kegiatan Belajar
44. Cara-Cara Belajar
46. Keterampilan Belajar
47. Sumber Belajar
48. Mind Mapping : Meramu Gagasan dan Menggagas Ramuan
48. Kunci Sukses Hadapi Ujian
49. Manajemen Waktu
50. Evaluasi Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Belajar

1 - 0

Iip Latipah
Posted 3 months ago

Doxing

Doxing adalah tindakan mencari, mengumpulkan, dan kemudian menyebarluaskan informasi pribadi seseorang secara publik di internet tanpa izin dari orang tersebut. Informasi yang dikumpulkan bisa sangat beragam, mulai dari nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, tempat kerja, foto pribadi, hingga data sensitif lainnya.
Mengapa orang melakukan doxing?
* Balas dendam: Seringkali, doxing dilakukan sebagai bentuk balas dendam atas perselisihan pribadi atau konflik online.
* Intimidasi: Pelaku doxing dapat menggunakan informasi pribadi yang diperoleh untuk mengintimidasi korban atau keluarganya.
* Merusak reputasi: Tujuan lain dari doxing adalah untuk merusak reputasi seseorang, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
* Keuntungan finansial: Dalam beberapa kasus, informasi pribadi yang diperoleh dari doxing dapat dijual atau digunakan untuk melakukan penipuan.
Bagaimana cara pelaku doxing mendapatkan informasi?
* Media sosial: Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter adalah sumber informasi pribadi yang kaya.
* Forum online: Forum diskusi dan komunitas online juga dapat menjadi tempat untuk mencari informasi tentang seseorang.
* Pencarian publik: Mesin pencari seperti Google dapat digunakan untuk menemukan informasi yang tersedia secara publik.
* Peretasan: Dalam kasus yang lebih serius, pelaku doxing dapat meretas akun online korban untuk mendapatkan akses ke informasi pribadi mereka.
Dampak dari doxing:
* Kerugian finansial: Korban doxing dapat mengalami kerugian finansial akibat pencurian identitas atau penipuan.
* Kerusakan reputasi: Informasi pribadi yang disebarluaskan secara luas dapat merusak reputasi korban dan sulit untuk dihapus dari internet.
* Ancaman fisik: Dalam beberapa kasus, doxing dapat memicu ancaman fisik terhadap korban atau keluarganya.
* Gangguan psikologis: Korban doxing sering mengalami stres, kecemasan, dan depresi.
Cara melindungi diri dari doxing:
* Batasi informasi pribadi: Hindari membagikan informasi pribadi yang terlalu banyak di media sosial atau forum online.
* Gunakan pengaturan privasi: Manfaatkan pengaturan privasi yang tersedia di berbagai platform untuk membatasi siapa yang dapat melihat informasi Anda.
* Buat kata sandi yang kuat: Gunakan kata sandi yang unik dan sulit ditebak untuk setiap akun online Anda.
* Aktifkan verifikasi dua faktor: Tambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun Anda dengan mengaktifkan verifikasi dua faktor.
* Waspada terhadap permintaan informasi: Jangan mudah percaya pada permintaan informasi pribadi dari orang yang tidak dikenal, bahkan jika mereka mengaku berasal dari lembaga yang terpercaya.
Apa yang harus dilakukan jika menjadi korban doxing?
* Simpan bukti: Kumpulkan semua bukti yang terkait dengan tindakan doxing, seperti screenshot, email, dan tangkapan layar.
* Laporkan ke pihak berwajib: Laporkan kejadian ini ke pihak kepolisian dan penyedia layanan internet.
* Hubungi platform yang terkena dampak: Laporkan konten yang melanggar di platform media sosial atau forum online.
* Cari dukungan: Bicarakan dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan emosional.
Penting untuk diingat: Doxing adalah tindakan yang melanggar hukum dan dapat berdampak serius bagi korban. Jika Anda mengetahui adanya tindakan doxing, jangan ikut menyebarkan informasi tersebut, tetapi laporkan ke pihak yang berwenang.

0 - 0