@thoriqalmahdi2276

2 years ago

Cerita antara Dia, Senja dan Jogja 2015-2018 Saya satu kelas dengan cewe yang kadang saya benci dan kadang pula saya sukai, selama 3 tahun di SMA itu pula Dia membenci saya, namun menurut saya itu wajar-wajar saja, karena sikap saya yang sering becandain dia, sampai-sampai whatsApp dan Ig saya di blok wkwkkw . Seringkali kita bertengkar, ngejambak, nyubit, misuh dll, semua hal itu saya dapat darinya .Tetapi ada sebuah perasaan yang aneh saat kita berinteraksi, semakin dia marah, semakin saya dekat dengan dia. Namun sayang, 3 tahun berjalan, Saya hanya berani untuk melangkah sebagai teman kelasnya. Setelah lulus, kami berpisah kota, Saya ditetap Karawang, Dia kuliah di jogja. – tak sempat saya menyatakan cinta. Kami berdua sibuk dengan urusan masing-masing, hingga tak pernah ada kabar darinya, walaupun saya juga mikir “saya ini siapanya dia”.. tapi ya namanya perasaan, ada saja yang dipikirkan. Setelah saya minta maaf atas segala apa yang terjadi di SMA dan dia juga meminta maaf ke saya atas perlakuannya, akhirnya kami mulai chat-chat sederhana itu. Hingga pada akhirnya saya terjatuh pada zona baper, coba bayangkan “3 tahun kamu membenci wanita, dan hanya butuh 1 hari kamu mencintainya”. Saya bulatkan tekad saya untuk terus mendekatinya, namun rasanya dia emang ga punya perasaan apa-apa ke saya. Hanya sebatas teman sekolah, yang mempunyai kesalahan lalu dimaafkan dan cerita selesai begitu saja. Namun saya terus mencoba dan terus berusaha membuat dia terus berinteraksi dengan saya. February 2019, Dia pulang ke Karawang, libur kuliah katanya, dia mengajak saya makan bakso karena memang saya punya janji dengan dia. Hanya sekitar 1 minggu, Dia harus kembali ke jogja untuk mengurus nilai kuliahnya, kebetulan saya juga mau ke Kediri, Akhirnya kita janjian dalam satu kereta. 9 jam perjalanan di kereta kami habiskan dengan tertawa dan mengingat kembali segala hal-hal konyol di SMA, hingga pada klimasknya, Dia ketiduran, dan tak sengaja menyender di pundak saya. Inilah hal sederhana yang sangat berarti dalam hidup saya. Sial, kereta sudah sampai st.lempuyangan, Dia turun.. melambaikan tangan, seraya berkata “daahhh” dan pergi begitu saja. Kawan, keretaku sepi kembali…. Pada pertengahan Februari, dia kembali ke Karawang, melanjutkan liburannya, hanya sebentar kok ,katanya.. “Saya cinta sama kamu” pesan yang saya kirim lewat whatsApp, namun sayang “Dia mengulur chat dan secara halus menolak saya”… begooo… begoonya aingggg… kami berdua jadi canggung dan dia seperti yang menjauh dari saya, mengabaikan dan menghiraukan segala tek-tek bengek chat dari saya. Hingga tiba moment yang mungkin menjadi perpisahan di semester kali ini, Dia pulang untuk melanjutkan aktivitas kuliahnya, setelah mendapat info dari temannya, saya langsung ke stasiun Karawang untuk mengucapkan perpisahan (cinta, perasaan dan harapan) . hingga kereta Singasari tiba di st. Karawang, dia tak kunjung terlihat, hati kecil saya pasrah , dan mungkin saja dia naik di cikampek. Namun sudah telat, waktu tempuh Karawang-cikampek adalah 20 menit dengan kereta, dan 1 jam dengan motor, tak mungkin saya keburu melihatnya…. Ahh Tuhan,, apa ini endingnya… Tidakkk dan tidak akan. Saya coba langsung ke rumahnya, memastikan apakah benar dia sudah benar-benar tidak ada dikarawang, sesampai di rumahnya.. seperti yang tak percaya,, ternyata inilah harapan, dia masih di rumahnya, dia masih dikarawang, kawan…. Setelah berbincang ternyata dia ke jogja diantar sudaranya menggunakan mobil… ah bege dah ( saya hanya nanya tanggal perginya, tidak kendarannya) hahaha.. tpi taka pa,, bahagia rasanya bisa lihat dia sebelum pergi. 2 potong roti’O saya belikan untuk bekal di perjalanannya “ Dan pada akhirnya .. ya benar.. dia pergi kawan.. benar-benar pergi. . . Susul .. susul.. terngiang-ngiang suara di hati saya. Dan pada akhrinya saya berani menyusulnya. Dengan uang seadanya dan alamat yang saya dapat dari ibunya.. saya ke Jogja. “Ngapain sih lu ke jogja, kaya yg ga ada kerjaan aja”.. Wa darinya yang mungkin dengan nada tinggi, saya jadi takut membuatnya bersalah dan jengkel karena usaha konyol saya ini. Tapi ya gmna lagi, kereta terus berjalan. Sesampai di jogja, saya mengajak dia ketemuan, tapi sayang dia tidak mau,,, benar-benar down saat itu.. ternyata ini balasannya,, tidak jahat, namun cukup untuk membuat empedu lepas di porosnya. Saya terdiam, sia-sia.. sia-sia saya ke jogja. Saya memutuskan untuk berencana ke pantai, eh dia malah pengen ikut… dasar ceweeee… bangkit lagi semua hasrat cinta dalam jiwa saya. Dia menjemput saya di homestay jogja. Kita pergi pukul 3 sore dengan destinasi tujuan pantai Indrayanti.. awalnya saya yang mengemudi, karena lambat dan takut ketinggalan sunset, malah dia yang keukeuh pengen nyetir. Walaupun agak “awkward” sih heheh,, selama diperjalan kami habiskan dengan berbagi tawa dan cerita, hingga akhirnya saya sdar “ternyata yang dia butuhkan adalah pertemuan secara langsung. Bukan ngga karuan melalui chat-chat an.” Akhrinya kami sampai tujuan dengan selamat Tuhan, Kami menikmati matahari tenggelam di laut selatan, dengan penuh bahagia dan kegembiraan. Semua rasa menjadi bercampur disini, bahagia, sedih dan cinta semakin melebur dalam satu rasa. Ternyata benar “Jogja memang istimewa”. Sepulangnya, kami pergi ke bukit bintang, kali ini saya yang membawa motor, ditengah perjalanan, melihat saya yang kedinginan, dia memakaikan minyak ke tangan dan leber saya. Untuk pertama kalinya, saya merasakan disentuh dengan halus olehnya ,setelah 3 tahun merasakan cubitan, jambakan dan tamparan darinya hhhhh.. sesampai di bukit bintang, sungguh pemandangan malam terbaik yang pernah saya lihat. Tepat di hari ulang tahun saya, 13 maret, ini adalah kado berupa moment terbaik dan terindah dalam hidup saya. Dan lagi-lagi kami harus berpisah, dia tinggal di sleman, dusun niten kalo tidak salah. Malam hening saya sampai di depan rumah mbahnya, tak satupun nafas sadar yang terhembus.. sangat sepi dan sunyi.. moment yang tepat untuk menyatakan segalanya secara langsung,, semuanya… cinta, kebahagiaan, harapan dan segala rasa baik senang-maupun-duka. Namun dalam benak, saya berpikir, akankah kejadian canggung itu kembali terulang lagi,, jika saya mengungkapkan cinta saya walaupun secara langsung. Akhirnya saya putuskan untuk tidak menyatakannya.. terlepas dari persepi berani tidaknya saya… yang saya pikirkan adalah “Jika seperti ini sudah merasa gembira, kenapa harus memaksa dicinta” . “Saya pamit ya”… “iya hati-hati, jangan lupa kesini lagi kalo aku wisuda ya hahahaha”…. Setelah tersenyum, Saya berjalan keluar gang sembari membawa sarung tangan, ya… sarung tangan miliknya yang saya curi.. untuk di jadikan artefak rindu didalam rumah saya. Bahagia.. pulang… dan selamat. Tuhan aku berterimakasih kepadamu karena telah menciptkan 3 hal : Dia, senja dan jogja. Terimakasih untuk lagu ini , penyesalan, duka, bahagia dan kehampaan melebur menjadi satu. terimakasih ... terimakasih

11 |