Kemunculan Islam ke atas panggung sejarah dijelaskan sangat rinci dalam sumber-sumber Muslim awal sehingga menggiring sarjana Perancis abad sembilan belas Ernest Renan untuk membedakannya dari sejarah Yahudi dan Kristen. Berbeda dari dua agama itu, kata Renan, Islam lahir dalam cahaya sejarah yang terang-benderang. Seiring dengan dipublikasikannya karya-karya sejarawan Muslim awal, narasi tradisional tentang bagaimana Islam muncul dan berkembang mulai dipersoalkan. Kesarjanaan yang berkembang terutama sejak tahun 1970-an bukan hanya memperlihatkan problem serius dalam sumber-sumber Muslim yang sebenarnya tidak terang-benderang tersebut, melainkan juga mengajukan sumber alternatif untuk merekonstruksi sejarah kelahiran Islam, termasuk karya literar yang ditulis non-Muslim, data numismatik (temuan koin, mata uang) dan hasil penggalian arkeologis.

Gelombang kesarjanaan baru ini belakangan dikenal dengan sebutan “revisionis” karena merevisi penjelasan tradisional yang sudah umum diterima. Kendati “mazhab” revisionis tidak monolitik, terdapat titik-temu dalam menggambarkan kristalisasi Islam menjadi agama yang kita kenal sekarang dalam proses yang lebih lambat dari yang umum dibayangkan orang, yakni beberapa dekade sepeninggal Nabi Muhammad. Apakah deskripsi ini dapat dikolaborasikan dengan sumber-sumber Muslim? Siapa sebenarnya pengikut Muhammad? Bagaimana hubungan mereka dengan penganut agama lain, terutama Yahudi dan Kristen? Kapan dan bagaimana proses transformasi menjadi Muslim (dengan “M” besar) dengan al-Qur’an sebagai kitab sucinya terjadi?



Narasumber

1. Mun’im Sirry, Ph.D, Dosen pada Departemen Teologi dan Peneliti pada Kroc Institute for International Peace Studies, University of Notre Dame, AS. Alumni Pesantren al-Amien, Prenduan, Madura (1990) ini menyelesaikan studi S-1 dan S-2 di IIU Islamabad, Pakistan (1994 dan 1996). Kemudian meraih gelar Master dalam Kajian Islam dari UCLA, dan menyelesaikan S-3 dalam Kajian Islam dari Divinity School, University of Chicago (2012). Saat ini sedang memimpin “kelompok kerja tentang Indonesia” di bawah naungan Contending Modernities Initiative, sebuah proyek penelitian dan pendidikan yang bermarkaz di University of Notre Dame. Di antara karyanya ialah Scriptural Polemics: The Qur’an and Other Religions (Oxford: Oxford University Press, 2014).

2. Fu’ad Jabali, Ph.D, Dosen pada Fakultas Adab dan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ia menyelesaikan S-1 pada Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1989), mendapat MA dalam kajian Masyarakat Islam dan Budaya dari SOAS, University of London (1992), dan gelar Ph.D dalam Kajian Islam dari Institut Studi Islam, McGill University (1999). Sejak tahun 2001, ia adalah peneliti di PPIM UIN Jakarta dan editor Jurnal Studia Islamika, yang diterbitkan oleh PPIM. Di antara karya akademisnya adalah The Companions of the Prophet: A Study of Geographical Distribution and Political Alignment (E.J. Brill, 2003), yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Sahabat Nabi: Siapa, Ke mana, dan Bagaimana? (Bandung: Mizan, 2004).