Jalur Rempah memiliki tiga makna penting yang patut dicatat. Pertama, bukti kemampuan Nusantara dalam menjelajah dan menjadi bagian masyarakat dunia. Kedua, Jalur Rempah sebagai jalur kebudayaan yang mendorong interaksi antarbudaya. Ketiga, membentuk jejaring spiritual dan intelektual Nusantara dengan bangsa lain.

Euforia perdagangan rempah pada abad ke-16 dengan datangnya bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara merupakan kelanjutan dari rangkaian panjang sejarah jalur perdagangan rempah sejak ribuan tahun lalu. Kedatangan bangsa-bangsa asing menjadikan Nusantara sebagai melting pot antarbudaya.

Sebuah pelayaran mengarungi lintas samudra menyusuri titik rempah di Indonesia sebagai penegasan ketersambungan daerah-daerah dan konektivitas historis Indonesia melalui Jalur Rempah. Bekerja sama dengan TNI AL yang diikuti oleh peneliti, penulis, media, influencer dan 75 pemuda pemudi Indonesia, menelusuri titik Jalur Rempah Nusantara, di antaranya Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Sabang, Malaka, Lampung, dan Tanjung Uban.

Sobat Nusa, berikut pernyataan resmi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim terkait Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024.

#MuhibahBudayaJR2024 #MBJR2024 #MenujuUNESCO2024 #jalurrempah jalurrempah #kemdikbudristek