3 Views • Jan 8, 2025 • Click to toggle off description
Kereta Api Commuter Line Supas melintas di Area Lumpur Sidoarjo (dh Lumpur Lapindo). Lumpur Lapindo merupakan bencana yang terjadi di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Pada 18 Mei 2006, PT Lapindo Brantas melakukan pengeboran mencapai 8.500 kaki. Sebelum pengeboran dilakukan, pihak perusahaan sempat diingatkan terkait pemasangan pipa selubung. Itu harus dilakukan sebelum pengeboran.
Namun semburan lumpur panas mulai terjadi pada 29 Mei 2006 pukul 05.30 WIB. Titik semburan berjarak 150 meter dari permukiman. Warga pun mencium bau gas yang menyengat dari semburan tersebut.
Semburan lumpur itu diketahui berasal dari sumur Banjarpanji 1, Porong, Sidoarjo. Atau bagian dari kegiatan pengeboran eksplorasi gas Blok Brantas milik PT Lapindo Brantas.
Terlepas dari adanya pengeboran, dua hari sebelum semburan lumpur Sidoarjo terjadi, gempa mengguncang Yogyakarta. Meski begitu, belum diketahui apakah ada pembuktian ilmiah mengenai keterkaitan antara gempa bumi dengan semburan lumpur yang terjadi, seperti dikutip detikFinance.
Yang pasti, semburan lumpur panas itu tak dapat dikendalikan hingga meluber ke mana-mana. Lumpur menggenangi ruas jalan Tol Surabaya-Gempol hingga ditutup.
Sebagai upaya untuk menanggulangi bencana itu, didirikan tanggul untuk menahan lumpur agar tak masuk ke permukiman warga. Namun pada 10 Agustus 2006, sejumlah tanggul jebol hingga membanjiri permukiman warga.
Pada 18 April 2007, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden RI kala itu mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2007, tentang Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Selain itu, dibentuk pula Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo.
Hingga tahun 2008, semburan lumpur tak kunjung berhenti. Bahkan semakin meluas. Per harinya, lumpur menyembur hingga sekitar 100 meter kubik.
Semburan lumpur itu menyebabkan 25 ribu jiwa dari 8 desa di 3 kecamatan harus mengungsi. Mereka kehilangan lahan dan rumahnya, yang tenggelam dalam lumpur.
Lumpur itu juga memakan korban jiwa. Pada 7 September 2010 sekitar pukul 22.30 WIB, gas metana yang keluar menyebabkan tiga rumah terbakar beserta penghuni di dalamnya. Peristiwa itu terjadi di RT 3, RW 2, Siring, Porong.
Hingga saat ini, semburan lumpur masih bisa disaksikan dari atas tanggul di titik 21 yang berada di Kelurahan Siring, Porong. Dari situ, tampak jelas asap hitam pekat yang membumbung tinggi serta lumpur panas masih juga menyembur.
Ada opsi yang menjadi solusi jangka pendek untuk mengurangi debit lumpur yang terus mengalir. Salah satunya dengan mengalirkan aliran lumpur ke sungai Porong, yang dilakukan sejak 2010.
Metadata And Engagement
Views : 3
Genre: Travel & Events
License: Standard YouTube License
Uploaded At Jan 8, 2025 ^^
warning: returnyoutubedislikes may not be accurate, this is just an estiment ehe :3
Rating : 5 (0/3 LTDR)
100.00% of the users lieked the video!!
0.00% of the users dislieked the video!!
User score: 100.00- Masterpiece Video
RYD date created : 2025-01-08T11:28:05.996658Z
See in json
0 Comments
Top Comments of this video!! :3