Berdasarkan hasil survei Property Perspective from Gen Z 2023 yang dirilis Jakpat, sebanyak 30 persen Gen Z mengaku tidak berencana membeli rumah dengan alasan utama, yakni sebesar 44 persen karena finansial tidak stabil.
Masalah finansial lainnya, yakni Gen Z merasa tidak mampu membayar uang muka rumah dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Di antara kelompok yang memilih tidak membeli rumah, terdapat beberapa Gen Z yang lebih memilih menyewa tempat tinggal seperti apartemen, kos, atau rumah tapak.
“Aku kan orang yang bisa digolongkan sebagai kelas ekonominya menengah ke bawah ya, jadi kelas menengah tanggung lah, istilahnya. Mau dapat bantuan nggak bisa, mau dapetin sesuatu juga susah,” tutur Dhey (26), seorang freelancer saat diwawancarai Tirto.
Lebih lanjut, menurut Dhey, menyewa tempat tinggal dinilai lebih baik ketimbang membeli sendiri. Hal itu karena segala urusan tempat tinggal, seperti biaya air dan lainnya akan menjadi tanggung jawab pemilik tempat tinggal.
Meskipun begitu, nyatanya Gen Z memiliki minat cukup tinggi untuk membeli properti. Sebanyak 61 persen Gen Z, mengatakan ingin membeli properti berupa tanah dan hunian seperti apartemen dan rumah tapak, namun hanya 9 persen Gen Z yang pada akhirnya memilih membeli properti.
“Karena saya masih muda, karena saya masih bisa membayar cicilan itu dan mampu untuk mencari tambahan income untuk membayar cicilan itu. Along the way, nanti rumah dari cicilan itu menjadi hak milik saya sendiri,” ujar Jihansyah (26), seorang karyawan swasta saat diwawancarai Tirto.
#TirtoDaily
@elanghitam7651
3 months ago
Tanpa ada bantuan, nikmati aja sebagian besar Genz gak bakal punya rumah. Ada konsep Tapera, yang mensubdi DP dan bunga KPR, termasuk ketersediaan rumah di bawah 300 juta, tapi ditolak. Nikmati aja deh...😂
|